Posts

Showing posts from August, 2018

Mene.

Image
Ditulis oleh: Melky Pantur***), Senin (20/8/2018). [Saung mene] Mene adalah sejenis tetumbuhan liar yang biasa tumbuh di semak-semak. Mene sebutan orang Nuca Lale, Flores lazim digunakan sebagai ramuan obat-obatan khususnya untuk pucek (memasukkannya ke dalam lubang dubur). Mene ini akan digunakan manakala seseorang mengalami sakit pinggang atau perut kembung. Biasanya dicampur dengan kemiri yang sudah dibakar. Kebanyakan orang tua di Nuca Lale, Flores, daun ini akan dicampur dengan isi kemiri tua yang sudah dibakar. Caranya, kemiri ( welu dango tapa ) digosok terlebih dahulu di papan atau piring. Setelah itu, ambil daun ini lalu dihaluskan dengan telapak tangan. Ketika sudah dihaluskan lalu dioles dengan halusan kemiri tadi. Tentu Anda harus ke kamar kecil lalu memasukkannya ke dalam lubang anus. Setelah dimasukkan, upayakan dibiarkan berada di dalam lubang dubur selama beberapa menit. Anda harus berdiri dan berjalan, tidak boleh duduk atau jongkok. Membiarkan

Ruha Kakel.

Image
Ditulis oleh: Melky Pantur***), Senin (20/8/2018). Ruha (telur, egg/eggs ), kakel (kupu-kupu, butterfly ) atau telur kupu-kupu ( butterfly eggs ) ini tengah dikeluarkan oleh induk mereka semalam tadi, Minggu (19/8/2018). Penulis mengambil gambar ini, Senin (20/8/2018) di Recok, Leda Ruteng pagi hari 08.00 WITA di belakang kediaman saya. Di belakang ada banyak kerenyuh, semak-semak termasuk bambu ( pering ). Tampak induk kupu-kupu itu bertengger. Rupanya ia lagi lemas karena berusaha keras melahirkan bak ibu manusia yang tengah dan telah bersalin. [Foto diambil oleh Regina Wangung] Yah, perjuangan seorang ibu begitu sulit. Kalau sang ayah hanya tahu celup, repotnya ayah telur-telur itu tidak mau bertanggungjawab, hanya mau print tugasnya. Memang dasar ayah yang arogan berbeda sekali dengan ayah dari burung-burung yang bahkan membantu betinanya membangunkan sarang. Ia membiarkan betinanya kesakitan sendirian melahirkan tanpa bidan lagi. Hidup dan matinya ada di tangan Ya

Patricia Alice Belo Endong.

Image
Ditulis oleh: Melky Pantur ***), Minggu (19/8/2018). Patricia Alice Belo Endong yang akrab disapa Noya, dengan nama kecil Noy adalah puteri keempat buah hati dari pasutri Herman Kiot dan Rita Magno Ximenes. Herman Kiot berasal dari Sampar, Pong Lale, Nuca Lale, Flores. Sedangkan, Rita Magno Ximenes berasal dari Laga, Timor Leste. Noya demikian nama panggilan akrabnya, mengenyam pendidikan SD di SDI Wae Belang. SMP di Immaculata Ruteng, SMA di SMAK Setia Bakti Ruteng lalu pindah di SMA Budhi Dharma Cancar. Kemudian, mengambil jurusan keperawatan di Universitas Rumah Sakit Katolik di Surabaya.  Setelah menamatkan studi Sarjana Keperawatan, Noya bekerja di Puskesmas Cancar, 2018 masih swasta. Dalam perjalanan kariernya, Noya kemudian menemukan kekasih hati berasal dari Leda, Ruteng bernama Pak Ary. Noya dan Ary kemudian memutuskan untuk menjadi pasutri yang sah dengan diterimanya Sakramen Perkawinan di Gereja Sta. Maria Fatima Cancar, Jumat (10/8/2018). 

Bersama Menteri Pudjiastuti di Pulau Komodo.

Image
[Foto: Senin, 6 Juni 2016] [Tampak Bung Servas, Bung Markus, Bung Melky, Bung Rio, dan Bung Hans Bataona] Saat KPP Orca 04 balik haluan dari Pulau Komodo. Press conference di dalam Kapal Pengawas Perikanan (KPP) Orca 04.