Ruha Kakel.

Ditulis oleh: Melky Pantur***),
Senin (20/8/2018).

Ruha (telur, egg/eggs), kakel (kupu-kupu, butterfly) atau telur kupu-kupu (butterfly eggs) ini tengah dikeluarkan oleh induk mereka semalam tadi, Minggu (19/8/2018).


Penulis mengambil gambar ini, Senin (20/8/2018) di Recok, Leda Ruteng pagi hari 08.00 WITA di belakang kediaman saya. Di belakang ada banyak kerenyuh, semak-semak termasuk bambu (pering). Tampak induk kupu-kupu itu bertengger. Rupanya ia lagi lemas karena berusaha keras melahirkan bak ibu manusia yang tengah dan telah bersalin.

[Foto diambil oleh Regina Wangung]

Yah, perjuangan seorang ibu begitu sulit. Kalau sang ayah hanya tahu celup, repotnya ayah telur-telur itu tidak mau bertanggungjawab, hanya mau print tugasnya. Memang dasar ayah yang arogan berbeda sekali dengan ayah dari burung-burung yang bahkan membantu betinanya membangunkan sarang. Ia membiarkan betinanya kesakitan sendirian melahirkan tanpa bidan lagi. Hidup dan matinya ada di tangan Yang Kuasa. Nah, ketika ia selesai bertelur dan tidak ada lagi telur di dalam rahimnya, ia akan istrahat sejenak lalu pergi dari situ. Entah ke mana, rupanya hendak mau bercinta lagi.

[Vinsensan Jovialen Perki Pantur tengah memegang cabang bambu di mana telur kupu-kupu tersebut menempel]


Uniknya, saat Penulis mengamati, rupanya telur-telur itu saat di dalam indung lembek tetapi ketika tiba di luar karena kontraksi dengan kondisi alam maka menjadi keras. Zat yang mengandung unsur besi memuai menjadi keras terutama cangkangnya. Zat pembentuk cangkang yang keras tampaknya menjadi induk pengeram atau sebagai fungsi pemanas sehingga telur lekas menetas tanpa dieram oleh induk. Dengan bantuan panasnya mentari, telur-telur akan bertumbuh dan menetas nantinya.

[Poping tengah mengamati telur kupu-kupu tersebut]

Yang Kuasa punya kehendak, telur-telur itu pada saatnya akan menetas padahal berada di Ruteng yang sangat dingin sekalipun di dekat pegunungan Ngando Sawu, Poco Likang lagi!


Kupu-kupu yang sama pernah bertelur di dinding sebuah rumah. Telur-telur itu kemudian menetas dan menjadi ulat (buluh) yang imut dan manis-manis. Kalau dipegang tidak gatal, yah berbeda dengan kaka nasa (ulah buluh yang gatal bila disentuh sedikit).


Butuh waktu sepekan, telur-telur tersebut akan menetas. Mereka menetas tanpa dibantu sang induk dieram, yah seperti telur keong mas dilepaskan begitu saja. Kalau telur keong mas agak lunak, kalau telur yang ini tampak begitu keras amat. 

Begitu menetas, akan ditampilkan lagi gambarnya karena tunggu sepekan lebih.



Comments

Popular posts from this blog

RUMUS BAHASA MANGGARAI!

Mene.

Ende Data Nuca Lale.