Patricia Alice Belo Endong.

Ditulis oleh: Melky Pantur***),
Minggu (19/8/2018).

Patricia Alice Belo Endong yang akrab disapa Noya, dengan nama kecil Noy adalah puteri keempat buah hati dari pasutri Herman Kiot dan Rita Magno Ximenes. Herman Kiot berasal dari Sampar, Pong Lale, Nuca Lale, Flores. Sedangkan, Rita Magno Ximenes berasal dari Laga, Timor Leste.


Noya demikian nama panggilan akrabnya, mengenyam pendidikan SD di SDI Wae Belang. SMP di Immaculata Ruteng, SMA di SMAK Setia Bakti Ruteng lalu pindah di SMA Budhi Dharma Cancar. Kemudian, mengambil jurusan keperawatan di Universitas Rumah Sakit Katolik di Surabaya. 


Setelah menamatkan studi Sarjana Keperawatan, Noya bekerja di Puskesmas Cancar, 2018 masih swasta.


Dalam perjalanan kariernya, Noya kemudian menemukan kekasih hati berasal dari Leda, Ruteng bernama Pak Ary. Noya dan Ary kemudian memutuskan untuk menjadi pasutri yang sah dengan diterimanya Sakramen Perkawinan di Gereja Sta. Maria Fatima Cancar, Jumat (10/8/2018). 


Untuk memeriahkan pernikahan mereka lalu menggelar pesta dansa di Popor Cancar, Kelurahan Wae Belang, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur Jumat malam.

Memakai Nama.

Patricia Alice.

Nama ini lebih dominan dipengaruhi portugisisme tentang nama dan bahkan tentang bahasa. Hal itu karena orang-orang Timor Leste memiliki darah campuran Portugis. Timor Leste dalam sejarahnya merupakan wilayah kekuasaan Portugis masa penjajahan. Dalam perkembangannya, Timor Leste kemudian menjadi bagian dari Negara Indonesia dan merupakan salah satu Propinsi di Indonesia, yaitu Propinsi Timor Timur.


Semasa pengalihan kepemerintahan Negara Indonesia dari Soeharto ke BJ Habibie setelah lengser saat reformasi 1998, saat itu Sasana Gusmao pemimpin gerakan Fretelin atau juga disebut GPK Timor Timor memanfaatkan situasi yang ada. Melalui jajak pendapat, rakyat Timor Leste menginginkan perubahan yaitu kemerdekaan negaranya. 

Gusmao kemudian menjadi Presiden pertama Timor Leste dan berhasil memerdekakan Timor Leste.

Belo. 

Nama ini akrab dengan orang Timor Leste. Nama ini dipakai oleh Uskup Belo dan ini juga bagian nama dari orang Timur. Soal nama Belo, lebih dipengaruhi keturunan Ibundanya. Yang pasti, Penulis belum mendapat informasi tentang sebutan belo tersebut. Dalam versi orang Nuca Lale, belo merupakan kata yang dipakai misalnya nama benda bali belo. Bali belo adalah mahkota perempuan orang Manggarai sebagai lambang kebesaran dan keagungan.


Endong. 

Nama Endong adalah nama seorang nenek dari keturunan ayahnya Herman Kiot. Ada dua kemungkinan Endong menurut catatan versi sejarah, di mana anak yang dikandungnya bernama Rua berasal dari Empo Repong lalu diambil oleh Paleng menjadi seorang isterinya yang lain. 


Sedikit silsilah dari keturunan sang ayah, Herman Kiot. 
Ayah
[Herman Kiot]



Saudara kandung
[Alexander Magno Ximenes Paleng]



Comments

Popular posts from this blog

RUMUS BAHASA MANGGARAI!

Mene.

Ende Data Nuca Lale.